February 6, 2010

Sometimes, Untitled is the Best Title

 Neji vs Tenten

Wah, kenapa saya jadi malas update blog ya?

Baru sadar kalau ternyata blog ini isinya sama sekali tidak bermutu.. Huhu :’(

Ah biarlah. Blog punya saya ini, hehe ^^

Hm, saya nggak tahu harus posting apa. Tapi entah kenapa saya merasa harus mengurusi blog ini. Saya sudah mulai bosan dengan layout-nya, tapi malas harus edit kode ini itu, mana di laptop nggak bisa pake winzip (aaaargh! 2012!). Padahal layout yang saya taksir ada di laptop dan bentuknya .zip, terlalu malas untuk pindahin data ke komputer. Repot lagi, belum lupa taruh back-up HTML di folder mana T_T Ah ya, salah satu kebiasaan buruk saya dulu selalu punya taruh files di banyak folder. Biasanya saya kategorikan untuk musik, gambar, dan lain-lain. Tapi misalnya untuk gambar, bisa sampai beberapa subkategori lagi dan di dalamnya masih ada cabang-cabang lagi dan sekarang karena sudah lama tidak pakai komputer: saya tersesat.

Lalu… akhir-akhir ini masih banyak tugas—yah, sudah biasa deh. Sedikit kesal karena akhir-akhir ini selalu terbawa emosi, padahal sudah mati-matian jaga emosi, tapi tetap… tidak bisa marah.

Ha! Aneh ya?

Jujur, saya ingin sekali bisa marah. Mengungkapkan unek-unek terpendam tanpa harus mengumbar terlalu banyak emosi, itu benar-benar susah. Dari dulu saya tidak bisa marah, selalu mengiyakan dan menuruti kemauan orang lain, padahal dalam hati saya keadaannya sudah sangat busuk kali ya? Hm, munafik. Iya, saya munafik. Iya, saya capek memendam semuanya sendirian. Iya, saya sedih karena saya tidak bisa marah.

Kenapa saya tidak bisa marah? …It’s a long long long story, so…

Ah, melenceng. Sudahlah, mari bercerita tentang kegiatan saya hari ini.

Bangun jam 5 kurang seperempat, tapi tidur bangun tidur bangun tiap 5 menit (gara-gara alarm HP yang di-setting bunyi tiap 5 menit) sampai akhirnya sadar kalau hari ini ada olahraga. Sudah tahu saya payah dalam olahraga, lebih baik jangan cari gara-gara dengan datang telat. Malu kan, kalau nilainya jelek ditambah datang telat terus. Nama baik saya bisa tercoreng, hm.

Rumah hening banget, padahal biasanya Ibu sudah bangun dan langsung pewe di dapur. Tapi mungkin kecapekan, jadi semua pada pulas las las sampai ngeri sendiri. Jarang lho, rumah saya hening. Mandi, beberes, dan sarapan. Karena Ibu nggak masak, nah lho, jadi bingung sarapan aja. Ya sudah, buat In*omie goreng kilat, dan ternyata jarum panjang sudah ke angka 8. Hari biasa sih, kalau berangkat jam segitu bakal telat datang ke sekolah, makanya mie-nya dimasukan ke tupperware dan cabut! Sarapan di angkot deh, haha, malu banget ~x( Dan ternyata saya malah datang terlalu pagi. Hiks, tahu gitu kan sarapan di rumah aja…

Pelajaran olahraga, skip aja. Cuma belajar tentang chest pass dan bounce pass doang kok. Langsung ke bazaar, tapi cuma beli minum sebotol. Yah, saya harus hemat sih. Ingin banget beli Animonster yang cover-nya Bleach, tapi harganya 30ribu… Mana kayaknya persediaan sudah mulai menipis alias sudah nggak beredar lagi—aaah! Dx Belum harus beli milimeter block, penggaris, dsb yang-pastinya-gak-murah. Ah, sedih bangeeet… Kelaperan! Sampai akhirnya beli nasi juga, karena emang udah lapar banget dan mau rapat NK. Ga seru banget kalau tiba-tiba pingsan pas lagi rapat.

Eh, ketemu ama Riri. Ternyata ichinensei yang baru datang cuma Ko, Mai, ama Chima aja, jadi rada males ke ruang web. Tapi ada Riri ini, hehe, ada teman… Tahunya nggak ada rapat Shinobi, malah benkyou ama Jansen tentang huruf Hiragana. Saya sih mendapat nilai sempurna lumayan, mendinglah, tapi salah tulis pas di papan tulis, gara-gara lihat jawaban Riri yang salah. Padahal jawaban saya aslinya benar~ Ck, sayang sekali… Haha.

Benkyou selesai, Danbu datang dan bergaya dengan peralatan kendonya. Tapi kasihan, diejek dan dihina melulu sama anak NK lainnya. Hihihi. Tapi memang lucu sih :p

Gin_KendoIchimaru Gin jauh lebih keren dari yang dicontohkan Danbu xD

Senpai yang datang lebih banyak dari biasanya hari ini, yang alumni juga datang beberapa. Dengar-dengar sih Tyas-senpai mau traktir… Hm, jadi kepingin. Tapi ichinensei masih tertahan di ruang web, karena katanya masih ada benkyou tentang Bon Odori. Eh, nggak jadi. Malah berpencar sama kelompoknya masing-masing. Kalau saya sih ditindas habis-habisan sama Unaughty dan ah, pokoknya selama ditindas itu rasanya saya jadi OOC banget T_T Teriak-teriak gitu, haha. Dan Riri malah diam aja, cuma berkata, “Sabar ya Mi.” Huh, sabar dari Kecamatan Amerika Barat? xP

Yah, sedikit kesal juga, kenapa hari ini nggak ada rapat. Soalnya ingin tahu sih perkembangan Shinobi udah sampai mana. Ah iya, Shinobi itu singkatan dari Shiawase no Hibi alias Hari-hari Kebahagiaan, bahasa Indonesianya. Itu adalah salah satu—atau memang satu-satunya?—gawe besar anak NK, lomba dan festival kebudayaan Jepang begitu. Insya Allah dilaksanakan tanggal 9 dan 16 Mei 2010. Jadi tanggal 9 untuk Shinobi-chan atau Shinobi Kecil, khusus untuk lomba-lomba, dan tanggal 16 untuk festivalnya. Aa… tak sabar menunggu x) Saya dapat jatah—halah—di bagian Publikasi. Kenapa saya pilih Publikasi? Karena saya pikir, kalau jadi Publikasi bakal keliling-keliling sekolah dong? Atau minimal harus punya koneksi banyak dan keliling banyak tempat untuk tempel poster, misalnya. Nah, kebetulan. Saya sedang coughkangencough berat dengan seseorang—Tensai. Yah, mungkin, siapa tahu kalau Allah mengizinkan, saya bisa bertemu—atau minimal melihat sekilas—dengan dia saat berkeliling itulah.

Ahahaha, jadi malu sendiri nih >_<

Ehem ehem. Yah, setelah selesai dijajah saya langsung pulang, ketiduran di angkot, angkotnya mogok beberapa meter sebelum pangkalan ojek, dan tiba di rumah. Kosong, soalnya pada di rumah saudara di Antapani. Saya nggak ikut, teringat akan deadline yang sangat mendesak. Um, sebenarnya saya mencoba disiplin dengan membuat birthday fanfic yang harus di-publish tanggal 11 Februari nanti. Kalau birthdayfic pasti harus tepat waktu kan? Makanya saya mencoba membuat dan kebetulan ada ide untuk ulang tahunnya Soi Fon :) Pairing-nya GgioSoi atau GrimmSoi ya?

Soi Fon Ah, favoritku—sejajar dengan Ulquiorra, Ukitake, Urahara, Yoruichi, Byakuya, Ggio Vega, Gin, Nemu—kebanyakan. Omedetou, Soi Fon!

Hm, jadi ingat lagi deh harus ketik cerita ini sebelum tengah malam *lirik-lirik jam*. Judul masih dipertimbangkan, kemungkinan 30th atau This Year. Mana yang lebih bagus? :D

Ucapan selamat tidurnya dengan cuplikan ceritanya ya =) Soalnya saya belum buat summary nih! Hehe xD

Kantor yang mendadak menjadi bising dan ribut karena akan datangnya event besar yang ditunggu-tunggu oleh banyak wanita, Valentine, selama dua minggu ini membuat kepala Soi Fon pening sekali. Tingginya kesibukan membuat Soi Fon harus tetap dalam keadaan prima, tapi jika dua minggu terus-terusan berada dalam kondisi seperti diteror seorang penguntit dan membuatmu terus-terusan berpaling ke belakang, mau tak mau Soi Fon ingin menyerah dan mungkin kabur ke suatu negara antah berantah. Yang penting ia bisa kabur dari tumpukan pekerjaan dan rehat sejenak dari tingginya intensitas kesibukan.

Lagipula...

Masih tetap mengetik, Soi Fon melirik kalender meja yang menunjukkan angka 2 besar.

...besok kan ia berulang tahun.

Tanpa berhenti mengecek kelengkapan berkas-berkas yang sedang ia periksa, Soi Fon melihat rekan-rekan sekantornya melalui tirai ruangannya: Hisagi, sedang mondar-mandir mengawasi kerja anak buahnya dengan telepon siap di tangannya; Kurotsuchi, yang baru keluar dari ruangan Ukitake—mungkin baru melaporkan penemuan resep terbarunya; Kotetsu, yang kerepotan membawa setumpuk tinggi berkas-berkas tampak menjulang di antara kerumunan para karyawan; Ayasegawa, yang sedang mengamati tiga lembar kertas contoh permen mawar berbeda warna sementara tangan lainnya memegang 3 sampel topi ulang tahun yang juga berbeda warna, mulutnya menggumam kecil, “...pelangi terlalu ramai. Pink pilihan yang bagus, tapi putih juga tampak cemerlang... Kenapa Yachiru-chan belum menghubung balik? Mendokusei...”; Hinamori, yang sedang membungkus banyak bingkisan berisi permen aneka warna dan bentuk dibantu beberapa pegawai; Matsumoto yang tampak asyik mengobrol di telepon sambil melihat-lihat beberapa kartu undangan, mungkin untuk pesta ulang tahun Yachiru; dan terakhir asistennya, Oomaeda yang sedang mencomot sepotong sampel kue untuk pesta Yachiru, membangkitkan emosi terpendam Soi Fon.

Tangan Soi Fon mengepal. Kenapa Oomaeda bisa menjadi asistenku, sih?

“Oomaeda!” bentak Soi Fon tajam, membuat Oomaeda terlonjak di tempatnya dan tersedak kue. “Kenapa kau baru datang jam segini?!” Tanpa menunggu jawaban Soi Fon segera memberikan banyak laporan pada Oomaeda. “Selesaikan sebelum jam makan siang!”

Tubuh Oomaeda memang besar, tapi di hadapan Soi Fon yang hanya setengah besar tubuhnya, rasanya ia seperti menjelma menjadi seekor kucing gemuk saja. Ia segera melesat ke mejanya sendiri.

Soi Fon mendengus untuk kesekian kalinya pagi itu. Otaknya terus bekerja mengecek banyak berkas, tapi pikirannya sendiri tengah melayang entah ke mana.

Besok hari ulang tahunku, tapi rasanya tak ada satupun yang ingat. Semua terlalu fokus pada pekerjaannya masing-masing dan pada perayaan pesta ulang tahun Kusajishi Yachiru, yang hanya diadakan sehari setelah ulang tahunku. Ia hanya keponakan Ukitake, tapi rasanya semua begitu bersemangat mempersiapkan pestanya, hanya karena ia keponakan Ukitake!

Setelah mengeluh dalam hati, ia kembali teringat kejadian pagi tadi.

“Soi Fon, kau beli kado apa untuk Yachiru?”

“Hah?” Soi Fon merespon bingung ketika Matsumoto bertanya padanya dalam perjalanan menuju ruangan Ukitake. “Kado apa?”

Matsumoto memainkan ujung rambutnya. “Kau tak tahu? Kita semua diundang ke pesta Yachiru, kata Ukitake. Tapi Nona Besar Yachiru meminta agar kita semua datang membawa kado.”

“Rasanya aku ketinggalan berita sama sekali,” keluh Soi Fon.

“Kau selalu ada di balik mejamu terus, sih! Sekali-kali meredakan ketegangan itu perlu, lho!” saran Matsumoto.

“Seperti ke salon, eh?” kata Soi Fon sinis.

Matsumoto tertawa canggung dan menepuk pundak Soi Fon. “Redakan keteganganmu di pesta Yachiru nanti! Aku tahu akan ada baaa...nyak anak kecil di sana, tapi Ukitake juga mengundang beberapa temannya. Mungkin kau akan menemukan ‘selingan’ yang bagus,” Matsumoto mengedipkan sebelah matanya.

“Kau seperti tidak tahu saja kalau aku—“ sela Soi Fon sewot, tapi terpotong gelak Matsumoto.

“Aku hanya bercanda, Soi Fooon..! Yare yare, kau jadi tidak bisa diajak bercanda ya, gara-gara keasyikan di belakang meja?”

Soi Fon berdecak.

“Pokoknya kau harus datang,” ujar Matsumoto seraya melenggang pergi ke balik meja kebangsaannya di depan ruangan Ukitake. “Dan bawa pasanganmu. Nanti kalian berdua akan aku kenalkan pada tunanganku!”

Pasangan ya? Soi Fon mengangkat alisnya.

Matsumoto tersenyum jahil dan mengangkat telepon. “Ukitake-sama, Soi Fon sudah siap menemui Anda.”

“Suruh dia masuk.”

Matsumoto mengedikkan kepalanya ke arah pintu. Tangan mengepal ke atas, ia berbisik, “Ganbatte, ne?”

“Ffuuh...” Soi Fon tersenyum pasrah dan membuka pintu.

aizen to hirako

0 comments:

 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir