August 15, 2009

Behind the Scene

Aih aih…

Minggu yang berat dan terjal nan berbatu telah saya jalani dengan sebaik mungkin, walau telat dan mengerjakan PR di sekolah rasanya tidak termasuk dalam kategori ‘sebaik mungkin’. Hahahaha, kenapa bahasanya jadi tingkat tinggi begini ya? Oh iya, sekedar info doang… Saya—dengan banyak bantuan dari Allah dan Dewi Fortuna—berhasil melalui ulangan Fisika yang cuih-cuih-pret-pret-dung-prak dan…

TA-DA!!

Saya dapat nilai sempurna—BANZAI!! \^o^/

Hueee… Padahal saya sudah menyiapkan diri baik lahir batin mental kalau-kalau ternyata dapat nilai di bawah 5… Tapi kok… Bisa ya? Saya tak menyangka kalau saya sebegitu jeniusnya… Huahahahahahahahaha!!! (petir menyambar) (kesamber petir) (tepar)

Nah, boleh saya menyombongkan diri sekali lagi? Edanlah, geuleuh pisan bahasanya… Waktu itu, sudah agak lama sih, saya lihat di blog orang tentang OC miliknya. Oh iya, mungkin ada yang tanya OC itu apa… GR banget OC itu singkatan dari Original Character atau Other Character. Yang mana yang benar? Saya sendiri juga tidak tahu, wallahu’alam…

Bisa dibilang OC itu karakter/tokoh buatan kita sendiri. Kayak misalnya A ingin bikin cerita dengan Uzumaki Naruto sebagai main character-nya. Tapi A nggak mau tokoh cewek yang ada di cerita asli Naruto sebagai pacarnya Naruto. Lalu A membayangkan seorang cewek dengan—misalnya saja—cantik, tinggi semampai, langsing, lemah lembut, pintar, berani, banyak teman, diidolakan banyak cowok, etc. Nah A menuangkan ide itu—ide tentang cewek itu—ke dalam ceritanya dan dipasangkan dengan Naruto. A juga ingin nama cewek itu… hm, misalnya saja Yamamoto Haruko. Haruko inilah yang disebut OC.

See?

Tapi kadang OC juga muncul hanya sebagi figuran. Itu juga tergantung si author. Nah, yang jadi masalah adalah: OC itu kadang dibuat terlalu sempurna (Mary Sue) atau si OC tersebut sebenarnya adalah refleksi dari orang yang membuat OC tersebut. Misalnya A menambahkan beberapa sifatnya dan karakternya ke dalam diri Haruko tersebut tapi juga sekaligus menambahkan kebalikan dari kekurangan A ke diri Haruko. Kalau A itu sebenarnya nggak punya banyak teman atau malah di-bully, A langsung membayangkan Haruko itu haruslah seorang yang populer, banyak teman, cinta perdamaian dan paling nggak suka dengan pertengkaran. Nah A juga ingin Haruko itu dikecengin banyak cowok.

Tapi kelihatan nggak kalau si Haruko itu sama sekali nggak punya kekurangan? Cantik, baik, eksis, pintar, kelihatan nggak pernah sedih… Makanya, OC itu kadang bisa menguntungkan karena kita bisa menciptakan karakter yang kita inginkan sendiri. Kita jadi nggak harus terpaku dengan tokoh asli dari cerita tersebut. Tapi kadang OC itu digambarkan terlalu sempurna, makanya banyak yang menganggap kalau sebenarnya OC itu nggak perlu karena sebenarnya masih banyak karakter yang bisa kita pakai dari cerita asli.

Nah, back to the point. Setelah saya melihat gambar OC miliknya, saya jadi kepingin punya OC sendiri. Di sela-sela ceramah guru tentang hal-yang-tidak-saya-perhatikan, saya mencoba menggambar sketsa OC saya di kertas binder yang penuh dengan coretan teman-teman saya.

First Sketch

Bisa dilihat ada coretan gaje xD
Yang di-underlined kuning: (warna rambut) gold/blonde, (warna mata kiri) green, (warna mata kanan) orange/brownish

Ide awalnya, masih nggak jelas sih. Saya cuma senang model rambut ala Ariel si putri duyung versi pendek. Kepangan kecil yang ada di sebelah kiri kepala terinspirasi dari model rambut Kotetsu Isane dan Halibel yang pendek tapi di beberapa bagian sengaja dipanjangkan. (Klik di sini untuk melihat model rambut Isane dan di sini untuk Halibel juga di sini untuk versi berwarna/anime.)

Saya juga terpikir untuk membuat sesuatu yang beda tapi mencolok pada dirinya dan itu membuat sifatnya menjadi dingin dan tertutup. Lalu saya teringat kalau saya suka perpaduan warna antara hijau yang gelap dengan oranye yang terang dan orang yang punya warna mata berbeda. Setelah saya meminta pendapat pada beberapa teman sekelas, mereka menganggap aneh orang yang bermata oranye dan hijau. Yes! Ternyata memang orang kebanyakan bakal nganggap aneh si mata hijau-oranye dan jadilah tokoh saya satu ini walau masih kasar.

Setelah ditelisik beberapa lama, saya merasa wajah OC saya ini agak terlalu lebar dan matanya yang terlalu besar. Padahal saya membayangkan matanya agak sedikit sipit dengan wajah tirus. Oleh karena itu, saya mencoba menggambar untuk kedua kalinya. Here we goes…

Second Sketch Ver. 2

Kuchiki Ayumi dan sketsa kimono-nya dengan selempang/pita pinggang (?) biru muda

Selama membuat sketsa yang kedua, jalan cerita mulai terbentuk dalam otak saya. Karena saya seorang cewek, yang pertama kali saya pikirkan tentu saja siapa pair-nya xD Hahaha. Ichigo? Jelas tidak. Ishida? Siiing… =.= Chad? Uukh… Dx Renji?

Renji …………

Dengan penampilan yang sama-sama mencolok dan sifatnya yang bertolak belakang—nggak mau diam dan inginnya berontak terus—saya pikir Renji mungkin cocok dengan Ayumi… Mungkin ya. Lagian kasihan Renji belum punya pairing. Rukia cocoknya untuk Ichigo, sih.

Setelah itu saya mulai memikirkan jalan ceritanya, dan inilah hasil perasan otak saya.

“Ayumi adalah adik beda ibu dari Miyako (nama keluarga tidak/belum diketahui) dan Miyako akhirnya menikah dengan Shiba Kaien. Di sini bisa ada dua kemungkinan: 1) Miyako menikah dengan Kaien baru setelahnya Ayumi jatuh cinta diam-diam pada Kaien dan diadopsi oleh keluarga Kuchiki. Atau 2) Ayumi diam-diam jatuh cinta pada Kaien tapi ternyata ia akan menikah dengan Miyako barulah ia diadopsi oleh Kuchiki. Alasan kenapa Ayumi diadopsi oleh Kuchiki sudah saya pikirkan dan semoga masuk akal… Jadi Ayumi punya teman dekat seorang kakek (yang Ayumi tidak ketahui salah satu bangsawan Kuchiki) dan ia menceritakan perasaannya pada Kaien yang ia simpan rapat-rapat dan kesedihannya hidup tertindas gara-gara penampilannya. Ketika si kakek meninggal, ia memberi wasiat agar Ayumi menjadi anggota keluarga Kuchiki dengan tujuan orang-orang takkan berani lagi menindasnya setelah menyandang marga Kuchiki. Tapi ternyata dugaan si kakek salah. Beberapa bulan setelah diadopsi, dengan dalih mempelajari keadaan dunia nyata, Ayumi meninggalkan Soul Society.

“Beberapa ratus/puluh tahun kemudian, nama Kuchiki Ayumi mulai dilupakan walau sebenarnya ia masih saling kontak dengan Miyako dan Kaien. Ayumi sering bepergian ke Korea untuk mengisi waktu luangnya, mencari ilmu dan berlatih memanah. Selama di dunia nyata, ia memakai lensa kontak warna coklat. Sampai ia mendengar kabar bahwa Miyako meninggal dibunuh oleh hollow.

“Ia segera pergi ke Soul Society tapi begitu tiba ternyata kakak iparnya, juga pujaan hatinya yang dipendam dalam-dalam, telah tewas dalam pertempuran melawan hollow yang membunuh istrinya. Miyako merasa terpukul dan kembali ke Jepang untuk belajar bertarung (pedang, karate, taekwondo, aikido, panah, sumo, gulat, janken, etc. Tiga terakhir bohong kok xD). Ia ingin menjadi shinigami seperti dua orang yang telah meninggalkannya. Setelah belajar teknik-tekniknya ia kembali ke Soul Society dan masuk ke dalam akademi. Ia lulus akademi dengan nilai yang sangat memuaskan dan lebih cepat dua tahun dibanding umumnya. Ia diizinkan menjadi shinigami dan ditempatkan dalam Gotei Tiga Belas.

“Renji diperintah oleh Byakuya untuk memanggil Ayumi dan mengantarnya pada Sotaichou Yamamoto untuk err… di-interview? Ya kan Ayumi secara tidak langsung melamar pekerjaan di Gotei 13, benar tidak? (ala Aa Gym xP). Saat itulah untuk pertama kalinya Abarai Renji melihat seorang wanita berpenampilan unik di kediaman Kuchiki yang rasanya, mungkin takkan dilupakan olehnya.”

.:To Be Continued:.

Emm… masih banyak lubang di mana-mana ya? Seperti kenapa Byakuya harus menyuruh Renji, bagaimana Ayumi bisa bertemu Kaien, bagaimana ia bisa pulang-pergi antara Jepang-Soul Society, kenapa ia harus belajar di dunia nyata, bukannya di Urahara atau di Soul Society… Bahkan setting waktu saat Ayumi bertemu Renji juga belum bisa saya putuskan. Dan oh, juga zanpakutou-nya. Ya-ya-ya, sabarlah sedikit, oke? Saya juga masih rada bingung dan masih ada kemungkinan cerita di atas bakal dirombak.

Sejujurnya, saya cukup senang dengan sketsa saya yang kedua ini. Gambar saya usahakan semirip mungkin dengan gambar Tite Kubo, walau mungkin untuk bagian hidung yang agak beda dan leher yang terlalu kecil… (=_=)a Untuk mata saya meniru dari bentuk mata Soi Fon, cuma sedikit dibesarkan. Overall, saya sreg dengan Ayumi yang ini.

Saya juga mulai mendesain kimononya. Saya bosan dengan model ikat pinggangnya yang hanya berwarna putih dan dibentuk pita. Makanya saya bentuk ala pita Korea, yang ujungnya cuma satu. Kalau pita biasa kan berbentuk kupu-kupu dengan dua sayap, yang ini sayapnya hanya satu, begituu…

Karena saya sudah mulai PD dengan yang kedua, saya mencoba membuat gambar Ayumi yang ketiga, close-up dan diwarnai.

Third Sketch Gambar ketiga di A4. Karena saya tidak punya spidol emas, rambutnya tidak saya warnai xD

Setelah ditebalkan oleh spidol dan tinta, baru saya ngeh. Saya agak familiar dengan model rambutnya, dan ternyata bagi saya gambar yang ini jadi mirip marmut! Dengan mata yang terlalu kecil, rambut yang mengembang… Marmut banget! >o<

Duh, setelah digambar lagi hasilnya malah nggak terlalu memuaskan. Wajahnya juga malah mengingatkan saya pada tokoh Naruto, bukannya Bleach. Padahal… Hiks hiks. Gagal deh gambar ketiga. Ya sutra, kalau sempat saya akan mulai menggambar lagi. Mungkin saya juga akan membuat OC Naruto, itu juga kalau sempat ya… Di sela-sela PR—uuh… =.="

Oke, sekian behind the scene-nya. See ya! ^^

0 comments:

 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir